
Salah satu hobi yang masih saya lakukan untuk mengisi waktu luang adalah membaca buku. Kegiatan ini masih terasa menyenangkan buat saya, walaupun kecepatan menyelesaikan sebuah buku nggak lagi seperti dulu. Sebelum jadi ibu rumah tangga, saya bisa melahap sebuah buku dalam 1 – 2 hari tergantung ketebalannya. Sekarang mah selesai 1 bulan aja udah bagus banget hahaha.
Anyway, sebuah fun fact, di dalam keluarga entah kenapa cuma saya yang punya hobi ini. Orangtua, adik – adik, bahkan suami pun kurang suka membaca. Makanya saya rada – rada ambisius untuk membuat Ammar mencintai buku meskipun balik lagi ke anaknya nanti mau pilih hobi apa.
Biasanya saya pilih buku yang ringan dan santai seperti novel fiksi atau puisi dan sajak ringan yang menyentuh. Tapi, nggak jarang juga saya membaca buku – buku tentang self improvement.
Siapa tahu ada yang suka baca buku dengan genre yang sama seperti saya, atau mau mencoba pindah haluan berikut adalah 5 buku rekomendasi yanh bisa dibaca sambil leyeh – leyeh.
1. Resign – Almira Bastari
Pada awalnya saya nggak berekspektasi yang gimana – gimana sama buku ini. Apalagi first impression ke buku ini adalah ‘warnanya nggak gue banget’ karena kuning bukan warna favorit saya *oke nggak penting.
Setelah dibaca, eh kok bukunya seru? Banyak dialog yang mengocok perut, khas obrolan pegawai korporat urban pada umumnya. Ditambah bumbu – bumbu cinta antara tokohnya bikin senyum – senyum gemes gimanaaa gitu.
Mengisahkan tentang Rara, seorang pegawai di salah kantor konsultan ternama di Jakarta yang bete sama atasannya, Tigran. Seringnya jam lembur yang diberikan Tigran bikin Rara kepingin banget resign. Sayangnya, tiap kali berniat untuk interview adaaa aja kejadian yang bikin dia nggak jadi – jadi hengkang dari kantor tersebut.
Konflik yang diangkat cukup sering terjadi pada hampir tiap pekerja kantoran dan alur ceritanya bisa ditebak. Namun cara Almira mengemas ceritanya bikin nggak pengen berhenti baca.
2. Why Men Marry Bitches – Sherry Argov
Sebuah buku dengan kategori self improvement. Isinya bukan sekedar tips supaya para pasangan cepat – cepat ngajak kawin, tapi lebih ke mengajak perempuan untuk percaya diri dan love themselves first.
Penulisan buku ini blak – blakan dan berdasarkan riset sang penulis ke para cowok – cowok di luar sana. Banyak banget part yang bikin kita ketawa dan suka ngerasa “ups, ini kok gue banget yahh” 😂
Saya masih sering baca buku ini, apalagi kalau ngerasa Adit udah mulai lebih perhatian sama mahluk kecil hitam yang katanya pintar (baca : handphone) daripada istrinya. Isinya cukup akurat yaa lol.
Saya rekomendasikan buku ini nggak hanya untuk para wanita single and available, tapi juga para istri yang suka ngedumel kalau suaminya sudah mulai kurang perhatian.
3. Madre (Dee Lestari)
Salah satu mahakarya dari Dee Lestari yang bisa dibaca sambil leyeh – leyeh. Maklum, kebanyakan buku Mbak Dee bikin kita harus mikir dan fokus.
Buku ini nggak sengaja saya temukan di toko buku kecil di daerah Bandung. Waktu itu saya lagi nungguin Papi yang ada urusan di restoran dekat sana dan iseng – iseng saya masuk ke toko buku. Jadilah Madre ini berjodoh dan saya bawa pulang ke rumah.
Bercerita tentang Tansen, anak pantai yang berwajah India baru mengetahui ternyata dia keturunan Cina dan diwariskan sebuah toko roti kuno beserta adonan biang untuk membuat roti. Pak Hadi, sang penjaga toko berharap Tansen mau meneruskan kejayaan toko roti tersebut Awalnya dia bingung dan berencana untuk menjual toko dan isinya lalu pulang ke Bali. Nggak disangka, setelah dia menulis sebuah postingan tentang adonan biang tersebut, seorang pembaca bernama Mei.
Mei awalnya berencana untuk menjadi pembeli, namun dengan berjalannya alur cerita akhirnya Tansen batal menjual dan malah memutuskan untuk bekerja sama dengan Fairy Bread, toko roti milik Mei.
Novel ini berhasil diangkat ke bioskop seperti karya – karya Dee Lestari lainnya. Sayangnya saya belum nonton karena belum pernah menemukan di aplikasi nonton berlangganan yang biasa saya gunakan.
4. Ksatria Hujan dan Bintang Jatuh (Sitta Karina)
Pecinta buku Sitta Karina mana suaranyaaa? Pasti nggak asing dong kalau nyebut Keluarga Hanafiah.
Buku ini adalah buku pertama karangan Sitta Karina yang saya beli. Adalah Diaz Hanafiah, salah satu anggota Hanafiah yang kaya raya namun nyaman hidup dengan kesederhanaan. Diceritakan keluarga Hanafiah ini kaya banget ya, book. Rata – rata dari mereka punya rumah di Menteng dan Amerika. Sementara, ayah Diaz rumahnya cuma 1 di daerah Bintaro.
Di komplek rumahnya inilah Diaz pertama kali bertemu dengan Sisy, anak SMA manis yang bikin dia jatuh cinta.
Alasan saya suka banget sama buku ini karena masih masuk di akal. Hampir semua buku Sitta Karina mengupas kehidupan sosialita Jakarta yang kayak ‘nggak napak bumi’ saking bergelimang harta dan terkenal banget. Tapiii, mungkin inilah kehidupan asli dari para hartawan di Indonesia yaa.
5. Indiana Chronicle The Series – Clara Ng
Pertama kali baca buku ini karena pinjam buku teman saat kelas 3 SMA. Buku pertama dari serial novel ini berjudul Indiana Chronicle : Blues. Setelah baca yaudah berlalu aja gitu.
Pas kuliah, kok kepikiran buku itu lagi. Iseng saya googling dan ternyata ada total 3 buku dari serial ini. Saya cari ke toko buku yang ada di Mall kok nggak ada. Di toko buku terbesar di Jakarta pun penjualnya bilang buku itu sudah lama nggak diterbitkan.
Akhirnya saya cari di beberapa toko buku bekas. Sebut aja Kwitang dan Pasar Senen, semua sudah saya ubek – ubek tapi hasilnya nihil. Sempat pasrah tapi ternyata seorang teman bilang kalau ada toko buku – buku bekas di basement area Blok M Square. Meluncur lah saya kesana.
Eeh, berhasil dong! Saya berhasil dapet ketiga buku tersebut di 3 toko yang berbeda. Perjuanganku nggak sia – sia hahahaha.
Metropop ini mengisahkan Indi yang merasa hidupnya kok sial banget. Kerjaan yang gitu – gitu aja, pacar yang tukang ngatur, sampai tiba – tiba dia dikirim bosnya ke Kalimantan sebagai syarat kenaikan jabatan.
Ketika di atas pesawat, terjadi kecelakaan yang mengharuskan untuk landing darurat. Disinilah kehidupannya berubah.
Pesan untuk teman – teman yang belum cukup umur tidak disarankan untuk membaca novel ini yaa. Banyak scene dewasa yang kurang pantas (namun lucu banget) untuk dibaca.
***
Semoga buku-buku di atas bisa nambahin rekomendasi bacaan kalian, ya.
Anyway, share yaa buku bacaan kalian 🙂