Japan Travel Journal #4 : Tokyo Station & Shake Shack Minato

Di hari keempat, keluarga saya dari Osaka tiba di Tokyo sore hari. Itu juga berarti hari ini Saya, Adit, dan Ammar harus check – out dari apartemen kami di Akasaka dan pindah ke penginapan di daerah Asakusa. Kenapa pindah, karena selama keluarga saya di Tokyo ya saya akan bergabung dengan mereka sampai hari terakhir di Tokyo.

Anyway, saya merekomendasikan sekali tempat saya menginap ini karena ternyata setelah ngobrol sama Tina, tour guide kami, Akasaka ini merupakan daerah yang lumayan baru.

Mengenai penginapan, waktu booking saya ingat saran dari teman kami. Pertama, cek dulu apakah apartemen tersebut ada fasilitas lift nya atau tidak. Teman saya ini waktu liburan ke Jepang sempat kecewa karena tidak teliti mengecek fasilitasnya, walhasil dia mesti capek – capek angkat koper besar dari lobby ke lantai empat!

Di sekitar apartemen banyak tempat jajanan enak dan murah. Kiri dan kanannya pun banyak minimarket yang menjual snack dan minuman super lucu. Siap – siap habis recehan ya buat beli segala macam makanan hehehe.

Tempat kami menginap memiliki fasilitas yang cukup lengkap. Selain ada lift juga dilengkapi mesin cuci dan heater. Heaternya ada 2; di AC dan kamar mandi. Kalau di Jepang, AC itu bisa dijadikan penghangat ruangan juga, lho.

Dapurnya juga terbilang lengkap. Ada microwave, water kettle, rice cooker, dan beberapa panci untuk memasak mi instan.

Kedua, cek sarana transportasi.

Lokasi apartemen ini dekat dengan dua stasiun; Akasaka dan Akasaka – Mitsuke. Berjalan kaki hanya lima menit (yang bikin lama mampir pertokoan kanan kirinya malahan lol). Namun, saya lebih suka kalau berhenti dari Akasaka – Mitsuke karena saya bawa stroller dan akses lift serta jalannya lebih mudah.

TOKYO STATION

Hari itu kami nggak ada rencana kemana – mana selain pindah penginapan. Sementara, kami baru bisa check -in ke tempat itu setelah jam lima sore. Mau pergi ke tempat lain pun malas ya karena kami harus nyeret dua koper besar plus satu stroller.

Akhirnya, kami memutuskan untuk jalan – jalan ke Tokyo Station sambil menunggu rombongan Osaka datang dengan Shinkansen. Kami pikir di Tokyo Station kan ada loker penitipan barang, jadi lumayan ringan juga bawaan kami.

Ternyata, pas sampai sana kami semua loker full! Wah kebayang deh kalau jalan – jalan dengan bayi yang cranky bareng koper gede – gede gini. Bapak – ibunya bisa ikutan bete juga ini mah.

Benar saja, ketika lagi keliling mencari Tokyo Banana dan New York Cheesecake kami merasa kok ini muter – muter terus tapi nggak nemu juga tempat jualnya. Adit sampai ngomel yang mana saya juga ikutan manyun. Sampai akhirnya setengah jam kemudian kami menemukan tokonya si New York Cheesecake tersebut.

Ternyata kuncinya adalah, segala macam makanan tersebut dijual di dekat stasiun Shinkansen. Kata Tina, orang Tokyo yang keluar kota naik Shinkansen untuk urusan bisnis atau sekedar pulang kampung suka bawa oleh – oleh juga dari Tokyo. Nah, oleh – olehnya itu ya sebangsa Tokyo Banana, Tokyo Milk Cheese, dan makanan lain yang biasa dijual di lapak jastip.

Di dekat situ ternyata juga ada Blue Bottle Coffee. Pas banget karena saya emang kepingin nyobain kopinya Blue Bottle yang terkenal itu. Ternyata benar menurut orang – orang, kopinya memang enak walaupun buat saya cenderung strong.

Beruntung banget di Tokyo Station kami duluan ketemu sama guide lain yang menjemput rombongan Osaka. Kalau nggak salah namanya Oscar. Kebetulan Oscar bawa minivan jadi kami bisa nitip koper – koper kami di bagasinya. Urusan koper selesai, kami tinggal duduk manis.

Sudah lebih sejam di Tokyo Station, saya baru dapat kabar dari Papi kalau mereka bakalan sampai Tokyo lebih sore karena terlalu lama foto – foto dan jalan – jalan. Perkiraan mereka sampai kira – kira masih tiga jam lagi. Waduh, lama banget. Akhirnya Saya dan Adit memutuskan untuk jalan – jalan sendiri dan ketemuan malamnya di apartemen.

***

Dari Tokyo Station kami menuju Shake Shack di Minato. Ini pertama kalinya untuk Adit dan Ammar mencoba Shake Shack sementara saya sudah pernah sekali waktu Summer 2016.

Shake Shack di Minato ini letaknya di tengah komplek taman dan twmpat olahraga gitu. Di sore hari waktu saya berkunjung udaranya sejuk sekali.

Hari keempat ini nggak banyak yang bisa kami ceritakan. Hanya malamnya sesampainya di apartemen kami akhirnya bisa pergi berduaan meski cuma ke 711 hahahaha.

Sampai ketemu di update selanjutnya 😊

7 thoughts on “Japan Travel Journal #4 : Tokyo Station & Shake Shack Minato”

  1. Hai kak Ayu, salam kenal.
    dari foto pertama sih aku liatnya “happy family” banget, hihi..
    Btw, nyari tempat sampe muter-muter gitu emang wajar sih ya kak kalo di tempat baru, hehe..

    Like

  2. Kok aku mau nangis sih liat foto2nya iniiii :(. Kangeeen banget Ama jepang. Ini sepertinya planningku ke Jepang january 2021 bakal reschedule lagi nih, kalo liat kurva ga turun2 😦 .

    Eh mba, aku baru sadar loh, berkali2 aku transit di Tokyo station, aku ga pernah kluar dari stasiun itu. Jadi cuma untuk nyambung pake Shinkansen ke stasiun lain. Itu bagian depan stasiun Tokyo aku baru sadar ga pernah tau hahahahahah. Biasanya kan dari bandara pasti ke station Tokyo, tp lgs nyari jalur yg ke tujuan lain.

    Kayaknya kalo aku ke Jepang lagi, hrs kluar deh ke depan stasiun 😀 . Aku blm cobain nih shake shack . Pernah dgr tp ga kesampaian mau icip 😀

    Like

    1. Wah kalau kamu ke Tokyo lagi WAJIB banget mbak mampir ke Tokyo Station karena banyak banget tempat makan menarik dan tentunya enak, terus banyak banget jajanan buat oleh – oleh ke Jakarta yang bisa dibeli. Mesti sediain setengah hari khusus sih disini hehehhe.

      Cobain mba! Aku suka yang di Minato karena makannya di tengah taman gitu. Banyak yang sepedaan dan main skateboard. Beda suasana lah ya sama Shake Shack lainnya di Tokyo

      Like

  3. Jadi kangen Jepangggg 😭 belakangan suka baca update-an teman-teman blogger soal Jepang jadi pingin ke sana lagi.

    Wah iya waktu ke sana kok aku juga nggak kepikiran main keluar ke Tokyo Station. Alasannya sama kayal Mba Fanny hahaha aku ke sana tahun 2015 akhir, sejak itu kayaknya Jepang banyak banget perubahannya, especially Tokyo. Mudah-mudahan nanti bisa dapet rejeki main ke sana lagi 😉

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s