Selamat Idul Adha!

Hari Jumat minggu lalu para umat Muslim di di Indonesia merayakan Idul Adha yang mana identik dengan potong hewan qurban, dan yang mana identik dengan… Nyateee!

Idul Adha tahun ini Alhamdulillah bisa ke Bandung merayakannya dengan berkumpul dengan orangtua, kakek – nenek, om – tante, dan juga sepupu – sepupu. Meskipun nggak semuanya bisa berkumpul tapi tetap terasa ramai dan seru.

Jam tujuh pagi kami melaksanakan solat Idul Adha bersama – sama di halaman rumah dengan Papi sebagai imamnya. Sehari sebelumnya Papi sempat tanya mau solat Ied dimana, dan karena saya punya ‘buntut’ dan nggak mungkin dibawa ketemu orang banyak, saya menyarankan untuk solat di rumah saja. Eh pas banget, nggak lama saya ngasih ide tersebut di televisi muncul berita kalau masjid ternyata termasuk zona merah. Well, sebetulnya kembali ke keputusan masing – masing ya, tapi saya pribadi merasa parno kalau harus pergi ke tempat yang harus berinteraksi dengan orang ramai.

Alhamdulillah semuanya berjalan lancar, Ammar juga nggak rewel karena dia juga masih ngantuk pagi itu. Kebetulan Ammar bangun setelah kami semua selesai solat dan langsung saya mandiin setelahnya. Selesai solat, kami melakukan tradisi bersalam – salaman. Bermaaf – maafan lalu setelahnya makan ketupat dengan sayur labu, opor, dan rendang. Ini, sih sesi yang paling saya tunggu – tunggu 😀

Seharian kami nggak kemana – mana, cuma berleha – leha sambil mengobrol di rumah nenek saya. Fyi, rumah nenek saya itu persis di belakang rumah Papi – Mami makanya berasa rame deh kalau main ke Bandung. Nah, sorenya stok daging dikeluarkan untuk dibuat sate maranggi. Bumbu satenya sudah pasti diracik oleh Adit lalu setelahnya dibakar ramai – ramai. Asli deh, satenya enak banget dan nggak amis!

Meskipun dengan keadaan yang menganjurkan lebih baik di rumah aja, tapi masih bisa ngumpul dengan keluarga bikin jadi tetap bersyukur. Ditambah semuanya sehat dan masih bisa makan enak. Semoga tahun depan masih dipertemukan dengan Idul Adha dengan anggota keluarga besar.

Amin!